Selasa, 11 Oktober 2016

Rumah yang Sakit

 

Bukan sebuah tempat untuk menampung pasien.

Bukan juga sebuah tempat untuk menyembuhkan.
Tapi rumah ini berbeda.
Hanya, beda saja.
Tak seperti rumah lainnya.


Rumah ini rapuh, tak kuat.
Rumah ini sepi, tak bising.
Rumah ini kaku, tak fleksibel.


Ya, rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk kembali tak lagi seperti itu rasanya.
Rasanya sudah hambar.
Tak ada lagi esensi rumah didalamnya.

Isi rumah tersebut tak lengkap.
Bukan soal perabotannya.
Tapi tak lengkap karna tak ada siapapun jadi alasan untuk kembali.


Kenapa kau butuh alasan?
Pulang saja, tak bisa kah?


Rumah itu tak lengkap karna rasa kekeluargaannya yang kurang.
Rumah itu tak lengkap karna rasa kasih sayangnya yang pudar.
Rumah itu tak lengkap karna tak pernah lagi terdengar canda-gurau.
Rumah itu tak lengkap karna tak ada ritual makan bersama ketika malamnya.


Bisakah itu disebut rumah?

Ah….sepertinya Rumah Sakit lebih terasa esensinya daripada Rumah Yang Sakit.

Tak hanya rumah nya yang sakit, tapi penghuninya pun juga sakit.



Note : kalau ada waktu luang mungkin akan dibuat cerpennya, hehe

Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan (Resensi)



Resensi Buku Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan
Karangan Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Ed.

Bagian 1 (Pendahuluan)
Sebagai tugas profesional yaitu untuk membantu dan memudahkan mahasiswa untuk belajar. Tugas menagajar, meneliti dan pengabdian harus dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab. Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan tugas tersebut. Tantangan pertama ialah dosen dituntut untuk inovatif, untuk melaksanakannya dosen perlu menguasai materi, strategi, media, dan mengembangkan evaluasi. Kedua, dosen dituntut untuk melakukan desimilasi hasil-hasil penelitiannya. Semua hasil dari penelitian tersebut akan di paparkan dalam forum ilmiah, seminar, simposium, dll.
Pertanyaannya adalah apakah semua dosen memiliki waktu luang atau lebih untuk mengerjakan penelitian ini? Buku ini hadir untuk membantu para dosen atau pembaca lainnya untuk dipakai dan sebagai bahan rujukan.

Bagian 2 (Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah)
                Pengetahuan yang kita peroleh boleh jadi berasal dari pengalaman pribadi kita snediri, apakah itu berkaitan engan objek atau benda dan peristiwa-peristiwa yang ada disekitarnya. Pengertian pengetahuan (knowledge) itu sendiri adalah segala sesuatu yang telah dikenali atau diketahui dan kesimpulan yang ditarik berhungan dengan hal-hal yang dikenali manusia.

A.      Defenisi Ilmu Pengetahuan
       Cohen, dkk. (2007) menyatakan pengetahuan adahal hal terdekat yang biasa kita kenali dalam hidup dan disebut common-sense knowing. Dalam bahasa Inggris disebut knowledge yang bisa diartikan pemahaman (understanding) atau sesuatu yang kita pahami dan kita kenali.

B.      Metode Pengetahuan
       Menurut Dewey ada 4 cara pokok dalam proses ilmiah 1) identifikasi suatu masalah; 2) perumusan hipotesis; 3) penalaran dan deduksi; dan 4) verifikasi, modifikasi, atau penolakan hipotesis. Ketika dihadapi dengan suatu masalah kita akan mencari jawaban, dan jawaban yang diterima masih bersifat sementara atau tentatif. Hipotesis dilakukan guna usaha dalam mendapatkan jawaban dan selanjutnya metode bernalar, ini berguna untuk memberikan gambaran bahwa masalah tersebut didukung oleh teori yang ada. Teori yang ada didalamnya ada data yang harus dianalisis. Kita memverifikasi hipotesis apakah diterima atau ditolak semua bergantung kepada data yang dianalisis tersebut.

C.      Sumber-Sumber Pengetahuan
       Menurut Ay, jacobs & Sorensen (2010) mengelompokkan menjadi 5 : 1) Pengalaman; 2) Otoritas;  3) Penalaran Deduktif; 4) Penalaran Induktif; dan 5) Pendekatan Ilmiah
1.       Pengalaman (Experience)
Pengalaman seseorang bisa dijadikan pelajaran yang bisa diambil manfaatnya. Tapi, ini tidak cukup efektif untuk memecahkan sebuah masalah hanya dari pengalaman pribadi seseorang saja karena setiap pengalaman yang dialami berbeda jadi tidak bisa dijadikan acuan kebenaran.
2.       Kewenangan atau Otoritas (Authority)
Wewenang yang dimiliki seseorang bisa menjadi acuan kita dalam menyelesaikan masalah karena mereka yang pada bidang ahlinya akan lebih mengerti dibandingkan kita. Misal, masalah inflasi atau deflasi kita bisa meminta pendapat dari para ekonom.
3.       Berpikir Deduktif (Deductive Thinking)
Berpikir dengan cara seperti ini adalah dengan memikirkan hal-hal yang khusus dengan menggunakan logika tertentu.
4.       Berpikir Induktif (Inductive Thinking)
Berpikir secara induktif adalah berdasarkan pada pengamatan dan turun ke lapangan langsung, observasi dan sebagainya. Dalam berpikir induktif kita tidak bisa melihat sisi luarnya saja tapi detail terkecil pun harus diamati.
5.       Berpikir Ilmiah (Scientific Thinking)
Pendekatan ilmiah menuntut langkah-langkah secara sistematis, objektif, terukur, termati, dan analisis yang kita identifikasi sebagai ciri-ciri pendekatan ilmiah.

D.      Pendekatan Ilmiah Dalam Proses Penelitian
          Pendekatan ini bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang signifikan. Dan hasil penelitian ini berlandaskan data atau fakta yang akurat untuk dianalisis sebagai wahana keputusan. Keputusan sudah diambil maka ditarik kesimpulan.

E.       Karakteristik Proses Penelitian
          Karakteristik daripada proses penelitian ini dikategorikan menjadi 5, meliputi : 1) Sistematis; yang berarti mengikuti pola urutan, 2) Logis; hasil penelitian tidak hanya dideskripsikan begitu saja tetapi harus diterjemahkan dengan logika kita, 3) Empiris; pengumpulan data dalam penelitian, 4) Reduksi; menerjemahkan realitas empiris kearah yang lebih konseptual dan abstrak, dan 5) Replikasi; pengulangan. Maksudnya ialah penelitian tersebut dapat di transmisi dan diulang.
F.       Pertimbangan-Pertimbangan Dalam Proses Penelitian
          Agar penelitian ini tidak melanggar etika kita perlu memerhatikan hal-hal berikut
1.       Hak Privasi atau Nonpartisipasi
Peneliti harus merahasiakan dan menyembunyikan identitas, termasuk informasi apa saja yang terkait dengan penelitiannya.
2.       Hak Tidak Disebut Nama
Ada 2 cara yang digunakan. Pertama, peneliti  suka membuat data kelompok dibandingkan tunggal. Kedua, subjek yang dijadikan dari bagian penelitian dikategorikan kedalam nomor atau angka.
3.       Kerahasiaan
Angket yang telah diisi dijaga, dengan tidak memberitahukan kepada orang lain.
4.       Meminta Pertanggungjawaban Peneliti
Peneliti harus memastikan  bahwa partisipan tidak merasa terganggu dan menyembunyikan tujuannya sebelum mereka melengkapi tes atau angket.

G.     Langkah-Langkah Proses Penelitian
1.       Identifikasi dan Menentukan Masalah
Hal pertama yang dilakukan adalah menyediakan teori lalu peneliti memilih topik yang akan di teliti. Topik yang telah dipilih tersebut peneliti memfokuskan pertanyaan lalu mendesain penelitiannya. Setelah itu peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dan menganalisisnya agar hasilnya akurat. Data yang telah dianalisis di interpretasikan dan akhirnya menyampaikan data tersbut yang sudah berbentuk laporan.
2.       Kajian Pustaka atau Literatur
Dalam memilih rujukan atau acuan atau referensi alangkah baiknya memilih yang bersifat mutakhir dan akurat. Karna ini salah satu bahan bagi peneliti untuk menyediakan data-data yang diperlukan.
3.       Munyusun atau Merumuskan Hipotesis
Hipotesis hanya diperlukan untuk penelitian korelasional dan eksperimen. Hipotetsis dilakukan setelah mengadakan kajian lapangan. Hipotesis ini sendiri juga bisa disebut sebagai jawaban sementara.
4.       Identifikasi, Klasifikasi, dan Definisi Operasional Variabel
Identifikasi variabel ini dilakukan setelah dilakukannya analisis atau kajian masalah. Variabel diungkapkan secara jelas agar peneliti mudah melakukan aktivitasnya dan juga memberikan arahan.
5.       Rancangan Penelitian
Hal ini dibuat agar peneliti tahu apa yang akan dilakukannya dan juga menjadi pegangan peneliti untuk melakukan penelitiannya.
6.       Penentuan Populasi dan Sampel
Penelitian eksperimen sangat membutuhkan hal ini. Ini ditetapkan untuk memperoleh dukungan empiris.
7.       Pemilihan dan Pengembangan Instrumen
Hal penting selanjutnya adalah pemilihan alat pengumpul data atau instrumen dan dipilih sesuai dengan tujuan dan tehniknya.
8.       Pengumpulan Data
Kegiatan ini harus dilakukan secara hati-hati dan melalui prosedur-prosedur tertentu.
9.       Pengolahan dan Analisis Data
Sama hal nya dengan poin ke 8. Harus dilakukan secara teliti agar keputusan dan kesimpulan yang diambil akurat.
10.   Interpretasi dan Diskusi Hasil Penelitian
Langkah ini menuntut perhatian dan keseriusan peneliti dari setiap hasil olahan data yang diperolehnya.
11.   Penyusunan Laporan Penelitian
Ini terkait dengan semua materi yang telah dikumpulkan dari awal hingga akhir. Dan ini juga bukti dan tanggung jawab dari si peneliti.


Bagian 3 (Hakikat Penelitian Pendidikan)
         Penelitian atau riset adalah suatu upaya secara sistematis untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan atau fenomena yang kita hadapi.


A.      Batasan Penelitian
           Usaha yang dilakukan peneliti memiliki batasan-batasan. Sesuai yang dikatakan Vockell & Asher (1995) penelitian ilmiah bukanlah persoalan kepastian. Hal ini adalah sebuah proses menjalankan tuntunan yang memungkinkan kita semankin memperluas dan tepat melakukan generalisasi tentang fenomena yang menjadi perhatian kita.

B.      Penelitian Ilmiah
           Tujuan penelitian ini bukanlah semata hanya mencari kepastian. Tapi bertujuan juga mencara berbagai jawaban dari suatu masalah yang terjadi di masyarakat atau masalah laboratoris. Penelitian ini juga bertujuan agar kita bisa menerapkan berbagai cara untuk suatu masalah yang kita hadapi sehari-hari

C.      Peranan Penelitian Pendidikan
           Penelitian pendidikan memiliki peranan. Peranan tersebut dibagi menjadi 3 :
-          Mendeskripsikan                              
Pendeskripsian dilakukan agar informasi yang akan disajikan menjadi jelas dan menghasilkan informasi secara statistik yang dapat dipakai sebagai pijakan ilmiah.
-          Memprediksi
Ini bertujuan untuk memprediksi hal apa yang akan terjadi saat itu. Prediksi juga dilakukan secara logis agar hasilnya juga akurat.
-          Meningkatkan atau Memperbaiki
Penelitian yang telah dilakukan sebaiknya di tingkatkan dan diperbaiki agar lebih mudah dipahami orang lain dan bisa diterima diseluruh lapisan masyarakat.
-          Menjelaskan (Eksplanasi)
Penjelasan yang diberikan peneliti dianggap sudah mencakup ketiga pengetahuan diatas. Para peneliti membuat kerangka tentang serangkaian fenomena yang dikaji.

D.      Paradigma Penelitian : Kuantitatif-Kualitatif
           Kedua cara penelitian ini memiliki sisi lebih dan kurangnya. Tetap saja keduanya bisa dipakai tetapi pada penelitian tertentu.
1.       Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatof adalah perhitungan ilmiah berasal dari masyarakat atau penduduk yang menjawab sejumlah pertanyaan tentang survei dalam menentukan frekuensi dan persentase. Sederhananya, penelitian ini berkaitan dengan angka atau numerical dan didasari dengan fakta atau bukti-bukti.
2.       Tipe-Tipe Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif memiliki 2 tipe, meliputi :
a.       Penelitian eksperimen
Peneliti mengkaji tentang dampak, pengaruh, dan juga efek dari manipulasi atau perlakuan secara sistematis dari variabel 1 ke variabel lainnya.
b.      Penelitian non-eksperimen
Penelitian dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek yang terkait dengan variabel yang bisa dijelaskan dengan angka atau kata-kata
3.       Paradigma Post-Positivistik: Penelitian Kualitatif
Penelitian jenis ini menggunakan suatu sistem keyakinan. Juga memiliki unsur-unsur reduksionistik,logik, tekaanan pada pengumpulan data empirik, orientasi sebab-akibat, dan bersifat diterministik.
Tujuan penelitian kualitatif konstruktivistik ingin mendasarkan atau mengandalkan pada kemungkinan-kemungkinan pandangan partisipan atau informan sebanyak-banyaknya. Penelitian partisipatori atau advokasi perlu melibatkan tindakan untuk melakukan perbaikan yang mungkin mengubah kehidupan partisipan.

Penelitian pragmatisme memiliki banyak format atau bentuk yang memfokuskan pada hasil penelitian, yaitu tindakan, situasi dan konsekuensi atau akibat dari penelitian. Penelitian ini kebalikan dari post-positivistik.
4.       Batasan Penelitian Kualitatif
Batasan peneliti kualitatif mengkaji hal-hal dalam latar alami, untuk mencoba memahami atau menginterpretasikan masalah yang berkenaan dengan makna yang dimilikinya. Ciri utama pada penelitian kualitatif terletak pada fokus penelitian.
5.       Karakteristik Penelitian Kualitatif
Menurut LeCompte & Schensual, Hatch, Marshall and Rosman mengemukakan  karakteristik penelitian kualitatif : 1) Latar alami, 2) Peneliti sebagai instrumen kunci, 3) Sumber data banyak atau jamak, 4) Analisis bersifat induktif, 5) Makna menurut partisipan, 6) rancangan bersifat sementara, 7) cara pandang teoretik, 8) Penelitian interpretatif dan 9) Pertimbangan holistik
6.       Jenis-Jenis Penelitian Kualitatif
-   Studi Kasus
Bertujuan ingin mendapatkan gambaran (deskripsi) dan pemahaman secara mendalam (detail) tentang keseluruhan (kasus).
-   Etnografi
Merupakan suatu kajian yang mendalam mengenai prilaku yang terjadi secara lamai atau natural dalam suatu kelompok sosial atau budaya tertentu. Para peneliti pendidikan menggunakan etnografi untuk mempelajari bagaimana pengalaman belajar yang terjadi atau dialami oleh para siswa disuatu sekolah.
-   Penelitian Sejarah (Historical Research)
Pada dasarnya menganalisis terhadap dokumen, catatan, peninggalan (artefak) dan/atau menggunakan wawancara dengan para saksi mata atau pelaku sejarah. Peneliti harus berkerja dengan cermat dan hati-hati untuk memperoleh keaslian dokumen.
-   Kajian Naratif (Narative Inquiry)
Dalam suatu kajian naratif, peneliti mengkaji cerita yang disampaikan oleh seseorang tentang kehidupannya. Analisis naratif ini dirujuk dengan menggunakan istilah sebagai cerita kehidupan atau sejarah kehidupan. Seorang peneliti yang melakukan penelitian atau investigasi, misalnya refleksi tokoh masyarakat atau pejalan hidup seorang masyarakat.
-   Penelitian Interpretatif
Tujuannya adalah untuk memahami latar atau pengalaman yang dialami seseorang atau objek, peristiwa yang ada.
-   Analisis Isi atau Dokumen
Biasanya analisis ini diawali dengan suatu pertanyaan yang oleh peneliti yakini bisa dijawab dengan baik melalui mengkaji dokumen-dokumen.
-   Teori Dasar (Grounded Theory)
Penelitian ini dirancang untuk mengembangkan suatu teori fenomena sosial yang dilandasi oleh data lapangan yang dikumpulkan melalui suatu penelitian.
-   Fenomenologi (Phenomenonological Studies)
Kajian fenomenologi diawali dengan asumsi bahwa berbagai realitas sosial berasal dari atau berakar dari sudut pandang subjek. Dengan demikian, sebuah pengalaman memiliki perbedaan makna bagi setiap orang.
7.       Merancang Penelitian Kualitatif
   Secara umum, rancnagan penelitian adalah serangkaian proses yang memuat langkah-langkah atau tahap-tahap penelitian. Langkah-langkahnya adalah :
a.       Mengidentifikasi Permasalahan atau Fokus
Dapat diawali dengan identifikasi masalah atau sebagian menyebut konteks masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, pentingnya penelitian, pembatasan bidang kajian, kajian literatur, metode dan analisis data yang mencakup subjek, tempat atau situs, peran peneliti, prosedur penelitian dan seterusnya.
b.      Merumuskan Masalah atau Fokus Penelitian
Diawali dengan kajian secara induktif, dan berdasarkan fenomena yang ada, peneliti menentukan masalah yang paling urgent dan diawali dengan rumusan masalah secara umum, tunggal, dan oleh sebagian peneliti disebut sebagai fokus penelitian (general question)
c.       Pentingnya Penelitian dan Batasan Masalah
Peneliti kualitatif perlu memfokuskan masalahnya dengan maksud agar hal yang dikerjakan tidak meluas. Peneliti merumuskan dengan cara pertanyaan fokus atau central (central question). Ada beberapa saran untuk membuat perumusan masalah dan tujuan penelitian, salah satunya dengan cara memilah pertanyaan menjadi 4 jenis, yaitu : 1) Eksplorasi, 2) Eksplanasi, 3) Deskripsi, dan 4) Emasipatori.
d.      Memilih Literatur
Penelitian kualitatif tetap menggunakan landasan berpikir, dan sifatnya memang induktif. Dalam praktiknya, peneliti kualitatif memang betindak secara bolak-balik, yaitu berkerja antara “lapangan” dan “teori” yang ada.
e.      Memilih Metode
Memilih metode atau pendekatan sangat tergantung pada topik masalah atau fokus yang dikaji atau diteliti. Peneliti mengurai apa saja yang perlu dilakukan berkenaan dengan topik masalah secara detail. Cara memilih metode : 1) Jenis atau rancangan penelitian, 2) Memilih partisipan atau sample dan situs, 3) Sampel yang ada (Convenience Samples), 4) Sampel sesuai tujuan (Purposive Sampling), 5) Sampel bola salju (Snow Ball Sampling), 6) Sampel kuota (Quota Samples), 7) Memilih prosedur analisis data, 8) Mengorganisasi data, 9) Interpretasi dan representasi.

E.       Guru Sebagai Peneliti
              Sebagai dosen atau guru, yang juga peneliti, kita melakukan penelitian setiap kita sedang mengajar. Penelitian ini tidak harus menghentikan proses belajar mengajar. Penelitian yang dilakukan yaitu dimulai dengan mengidentifikasi fokus masalah, mengumpulkan data dan fakta, mencarikan landasan teoritis, menganalisis hasilnya dan memberikan penafsiran atau interpretasi.
1.       Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas adalah belajar sambil bekerja (learning by doing). Ada sekelompok orang bekerja sama melakukan identifikasi sebuah masalah, mencari sesuatu untuk pemecahannya, mengadakan pengamatan agar usaha tersebut berhasil, jika tidak berhasil coba lagi.
2.       Penelitian Sebagai Proses Reflektif
Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh individu untuk mencari pemecahan masalah dikelas yang dihadapi sehari-hari. Penelitian ini memfokuskan pada masalah-masalah praktis guna memperoleh pemecahan secepatnya.
3.       Proses Atau Langkah Penelitian Tindakan Kelas
a.    Mengidentifikasi masalah
b.   Mengumpulkan data
c.    Melakukan interpretasi
d.   Melaksanakan tindakan berdasarkan bukti
e.   Menilai hasil
f.     Tahap lanjutan
F.       Empat Tahap Penelitian
Empat tahap penelitian, yaitu :
1.       Pengumpulan data : suatu cara yang secara autentik dilakukan dalam penelitian.
2.       Validitas internal : pada level ini kita menyadari bahwa adanya hubungan sebab-akibat, secara internal menjadi alasan untuk membuat keputusan.
3.       Validitas eksternal : yang dilakukan dengan cara membahas generalisasi terhadap temuan-temuan penelitian
4.       Kesimpulan atau penelitiian teoretis : peneliti bukan hanya menunjukkan bahwa ada temuan atau hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan terhadap situasi baru, disamping memberikan landasan-landasan teoretis dan menjelaskan tentang mengapa sesuatu terjadi.